Rabu, 27 Januari 2010

Bilderberg Group


Di Gramedia saya pernah membeli sebuah buku berjudul Bilderberg Group. Isinya adalah konspirasi yang dilakukan oleh sekelompok orang-orang terkemuka di dunia untuk mewujudkan New World Order dengan segala cara, termasuk dengan cara-cara kotor. New World Order adalah tatanan dunia baru. Yang mereka inginkan adalah menjadikan seluruh dunia berada dalam 1 pemerintahan dunia. Saya rasa, teman-teman perlu membacanya. Buku nya berisi fakta-fakta. Jika ada yang tertarik untuk membacanya, bisa pinjam kepada saya.

Minggu, 9 Agu '09 12:51

Agustus adalah bulan penting untuk Indonesia. Bulan yang lebih patriotik daripada bulan November. Momen yang sangat pas untuk mencekoki masyarakat dengan isu-isu keamanan nasional. Dan karena itulah, mereka telah menyiapkan pertunjukan.

Dalam pertunjukan ini plotnya adalah seperti ini: sebab-akibat-konklusi. Pengeboman di RC & JWM adalah sebabnya. Penyerbuan Temanggung adalah akibatnya. Dan Konklusinya: SBY perlu pengamanan lebih untuk melindunginya dari ancaman teroris dan Negara perlu lebih keras pada orang Islam karena berkali-kali "terbukti" sebagai teroris.

Penyerbuan tersebut harus digelar di awal agustus agar nanti ketika Presiden menyampaikan pidato kenegaraan, masyarakat masih ingat betapa pentingnya keamanan nasional. Tetapi ini barulah awal dari pertunjukkan yang lain. Ketika masyarakat sudah dapat menerima definisi "keamanan nasional" tersebut, maka nantinya masyarakat tidak akan kritis lagi ketika penjagaan tentara di sekeliling SBY semakin banyak, ketika terjadi penangkapan besar-besaran terhadap para ustadz, dan ketika peraturan-peraturan represif berbondong-bondong dikeluarkan.

Siapa mereka? Siapa yang membuat pertunjukkan ini?

Pada awal saya bergabung dengan politikana saya membuat satu tulisan yang intinya berpendapat bahwa pengeboman JWM & RC adalah rancangan agen-agen asing, khususnya dari negara-negara yang pro Israel atau yang anti Iran. Sampai detik ini pandangan saya tersebut belum berubah. Ingat, mereka yang saya maksud adalah para internasionalis yang menjadi perencana dan penyusun agenda, bukan para operator lapangan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor.

Kenapa Iran? Apa hubungannya Indonesia dengan Iran?

Secara terbuka, pandangan anti Iran bisa kita telusuri dari pernyataan-pernyataan resmi para pimpinan negara terutama di Eropa. Secara informal, konspirasi untuk menjatuhkan rezim Ahmadinejad berlangsung di konferensi Bilderberg Group karena itu menjadi salah satu agenda pembahasannya, khususnya di 2008 dan 2009 ini. Dan jangan lupa, beberapa anggota inti Bilderberg Group adalah para kepala satuan Intelijen nasional, seperti CIA dan M16 (orang-orang yang mengendalikan penuh database-database terbesar di dunia). Cara berpikir mereka sederhana. Siapa yang tidak setuju dengan mereka adalah musuh mereka. Pada masa pemerintahan SBY-JK, Indonesia pernah abstain dari resolusi PBB untuk memarjinalkan Iran. Padahal, Indonesia sudah dikasih banyak posisi di PBB (dewan keamanan, dewan HAM, chairman di konferensi ini itu, dlsb). Karena itu, Indonesia harus ditaklukkan. Dan cara halus untuk menaklukkan Indonesia adalah dengan: MENGISOLASI SBY!

Dalam berita tadi malam disebutkan bahwa kediaman SBY di Cikeas sudah dijaga oleh 100 orang tentara. Ini adalah awal dari proses pengisolasian SBY. Dengan alasan keamanan nasional atau menjaga keselamatan Presiden, maka orang yang dapat mendekati SBY hanyalah mereka yang sudah diseleksi. Dan para internasionalis itu akan memastikan bahwa orang yang di ring 1 SBY adalah orang-orang mereka.

Dalam keadaan terisolasi, SBY tidak akan tahu realita yang sesungguhnya. Mereka akan selalu menginformasikan bahwa seolah-olah SBY dalam bahaya, sehingga SBY perlu diamankan, diamankan, dan diamankan. Dengan skenario tersebut, perlahan-lahan SBY akan kehilangan kendali atas kekuasaannya. Secara formal, ini nanti akan terlihat dari susunan kabinet yang diisi oleh orang-orang yang berwatak internasionalis. Orang-orang itu kemungkinan besar bukan dari parpol, tetapi dari kalangan "profesional" yang bekerja pada lembaga "think t(h)ank" yang didanai oleh CFR, RIIA, atau lembaga2 lain yang terafiliasi dengan Round Table atau Bilderberg Group.

Mengisolasi SBY: inilah yang mereka kehendaki. Mereka ingin SBY jadi boneka mereka. Jika ini berhasil, maka secara politis Indonesia akan bergabung dengan mereka dalam menghancurkan rezim Ahmadinejad dan bisnis-bisnis mereka, khususnya dalam bidang Energi di Indonesia akan aman--man--man---man!

Bagaimana SBY berkelit dari upaya pengisolasian ini? Jangan jadikan orang yang terlalu mengagungkan sistem internasional sebagai penasehat. Karena itu, sebaiknya SBY tidak menyingkirkan orang-orang parpol dari sekelilingnya. Orang2 parpol terlalu banyak, cenderung nasionalis, dan tidak terlalu pintar, sehingga terlalu sulit untuk dikontrol oleh mereka. Dan orang-orang parpol yang tepat bisa lebih jujur daripada para intelektual & konsultan yang mulutnya beracun.

Jika SBY membaca tulisan ini, dia seperti juga anda mungkin tidak akan percaya dengan teori saya. Dan bagi saya itu tidak penting, karena saya hanya ingin menulis. Kita lihat saja nanti apakah teori saya salah.

PS: Kenapa "Think T(h)ank"? Karena ini lembaga yang jika mereka "Think" seperti maunya para Internasionalis, maka para Internasionalis itu akan "Thank" ke mereka dengan uang yang banyak dan jabatan yang tinggi.


RESENSI BUKU:

esensi ini dimuat di Koran Jakarta, Selasa 4 Agustus 2009

Bermula dari pertemuan di Hotel Bilderberg, Belanda, pada 1954, Bilderberg Group menjelma menjadi sebuah organisasi rahasia yang mengendalikan dunia. Banyak hal yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia—krisis ekonomi, pergantian rezim, perang, dan lain sebagainya—tak lepas dari peran kelompok rahasia ini. Semua ini demi memantapkan hegemoni mereka.

Daniel Estulin, penulis buku ini, seorang jurnalis investigasi kelahiran Rusia yang telah menginvestigasi Bilderberg Group selama lebih 15 tahun. Buku ini menjadi international bestseller, telah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dan diterbitkan lebih dari 49 negara.

Menurut hasil penelusurannya, komplotan Bilderberg ini tidak punya nama dan eksistensi resmi. Mereka beranggotakan politisi elite dunia yang berjumlah 100 orang lebih, terdiri dari para pakar keuangan internasional, bos-bos internasional, para pemimpin politik, dan keluarga-keluarga kerajaan Eropa, termasuk Pangeran Charles, Ratu Sophia dari Spanyol, dan Ratu Beatrix dari Belanda. Broker politik terkemuka, keluarga Rockefeller Amerika dan Rotchschilds Eropa, dikabarkan juga menjadi pilar-pilar komplotan tersebut.

Pengejaran yang tak kenal lelah oleh Daniel Estulin terhadap apa yang dibicarakan para pemimpin politik dan keuangan dunia dalam pertemuan tahunan mereka yang bersifat rahasia mengarah kepada pembongkaran rahasia yang mengejutkan, prediksi atas peristiwa-peristiwa di dunia, dan upaya mematikan cahaya yang dinyalakan oleh Daniel di tengah-tengah kumpulan rahasia yaitu peristiwa-peristiwa di dunia hanyalah permainan belaka, presiden-presiden dipilih, perang dibentuk, pasar energi pasar energi dimanipulasi, dan masih banyak lagi. Semua dengan kehadiran pers berskala besar, tetapi tidak pernah dilaporkan.

Mereka mengundang orang-orang yang dianggap sebagai perangkat yang berguna di dalam rencana globalis mereka dan kemudian dibantu untuk meraih posisi-posisi yang sangat kuat dalam pemilu. Contoh yang paling dramatis dari ini adalah Gubernur Arkansas yang tidak terlalu populer, Bill Clinton, yang menghadiri pertemuan Bilderberg pertamanya di Baden-Baden, Jerman, 1991. Di sana, David Rockefeller mengatakan kepada Clinton bahwa North America Free Trade Agreement (NAFTA) adalah prioritas Bilderberg. Untuk itu, kelompok tersebut membutuhkan Clinton demi mendukung mereka. Setahun kemudian, Clinton terpilih sebagai presiden, dan ia adalah pendukung kuat NAFTA.

Tokoh lainnya lagi, misalnya, Tony Blair. Ia menghadiri pertemuan Bilderberg pada tahun 1993, menjadi pemimpin partai pada bulan Juli 1994, dan terpilih sebagai perdana menteri pada bulan Mei 1997.
Daniel melukiskan bahwa anggota Bilderberg sangat piawai dalam melobi. Mereka juga perkasa menentukan kebijakan publik karena memiliki kekuatan politik yang sangat besar pengaruhnya di dua sisi Atlantik.

Uni Eropa, Perjanjian Roma, mata uang tunggal Eropa (Euro), akhir Perang Dingin, NAFTA, Brady Plan (Presiden Ronald Reagan menyediakan 50 miliar dollar AS untuk negara-negara dunia ketiga dan komunis) dan dipecatnya Margaret Thatcher dari kursi Perdana Menteri Inggris karena menolak dibentuknya Uni Eropa adalah contoh kecil dari sederet kuasa komplotan Bilderberg.

Mereka juga mengekspansi dunia internasional. Mereka menjalankan proyek-proyek internasional demi mengeruk kekayaan dunia dan mengokohkan kekuasaan mereka hingga bangsa-bangsa di negara berkembang menjadi “bangkai”.

Jika mereka mengincar kekuasaan demi terlaksananya rencana, maka mereka segera ciptakan dan sebarkan politisi-politisi dan para ekonom kawakan. Mereka tak segan menebar suap, korupsi, dan pengaruh kepada organisasi-organisasi wadah berhimpunnya beberapa negara. Iming-iming imbalan kepada para pemimpin dunia itu berupa keuntungan besar.

Bagaimana mendapatkannya? Ide “internasionalisme” harus diterapkan. Caranya: petinggi dunia yang berhimpun itu diiming-imingi banjir dana proyek-proyek di negara-negara mereka. Tapi sebenarnya semua itu jeratan semata. Kekayaan bangsa-bangsa di negara dunia ketiga dikeruk habis.

Penjelasan tentang keputusan komplotan Bilderberg saat mereka mengadakan pertemuan tak pernah dipublikasikan. Sungguh, hal ini bertentangan dengan demokrasi dan hukum yang mereka gembor-gemborkan. Buku ini memperlihatkan bagaimana orang-orang yang paling berpengaruh memanipulasi dan mengontrol dunia demi melaksanakan agenda mereka.***

M. Iqbal Dawami

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tags

Site Info

Followers

Hasnil Menulis Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template